Kepala kantor penerimaan pegawai federal Amerika Serikat mengundurkan diri setelah terjadi aksi peretasan jaringan komputer badan itu sehingga data lebih dari 22 juta pegawai kemungkinan bocor.
Gedung Putih mengatakan Katherine Archulet mengundurkan diri dari jabatan kepala Kantor Manajemen Personel, OPM, dan menambahkan bahwa kantor itu meningkatkan langkah-langkah keamanan siber seperti membatasi jumlah “pengguna khusus” data komputer.
Archuleta, yang dituntut mundur oleh Kongres, mengatakan dalam pernyataan bahwa dia telah memberitahu Presiden Obama “yang terbaik adalah saya mundur agar bisa ditunjuk pemimpin baru.”
Gedung Putih mengatakan Beth Cobert akan menjadi direktur pelaksana OPM.
Kepergian Archuleta tidak akan memperbaiki kelemahan keamanan siber karena para pejabat Gedung Putih mengakui perlu waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, untuk memperbaikinya.
Anggota Kongres dari Partai Republik menuduh pemerintah tidak siap menghadapi masalah peretasan komputer ini. Juru Bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan kepada wartawan bahwa pihaknya telah menyelesaikan “penilaian cepat” terhadap langkah-langkah keamanan siber yang bertujuan mempercepat upaya perbaikan.
Aksi peretasan jaringan komputer OPM yang diumumkan Kamis (9/7) adalah aksi paling baru dan terjadi setelah aksi yang disebut OPM sebagai penyusupan komputer “terpisah tetapi berhubungan” terkait pencurian data 4,2 juta pegawai dan mantan pegawai pemerintah federal AS.
Karena jumlah orang yang terkena dampak kedua aksi peretasan ini mencapai 22,1 juta orang atau tujuh persen dari total populasi AS, insiden ini adalah aksi serangan siber yang paling berdampak besar.
Nomor-nomor Keamanan Sosial dan data sensitif lain, seperti rahasia penting yang dikumpulkan untuk memperoleh ijin mendapatkan data rahasia, dicuri dari jaringan komputer OPM dalam aksi penyusupan besar-besaran ini.
Amerika Serikat telah mengatakan bahwa China adalah tersangka utama, tetapi Kementerian Luar Negeri China menyebut tuduhan itu “logika tak masuk akal.”
Pengunduran diri Achuleta pada Jumat (10/7) ini terjadi sehari setelah Ketua DPR dari Partai Republik John Boehner mengeluarkan pernyataan tertulis bahwa dia “tidak percaya” pada kepemimpinan OPM saat itu.
Pada Jumat, Boehner yang merujuk pada masalah di Badan Urusan Veteran yang menyebabkan Menteri Urusan Veteran Eric Shinseki mundur tahun lalu, mengatakan bahwa perubahan personel tidak selalu membawa perubahan, dan Obama harus “memperbaiki” masalah OPM.
Archuleta adalah seorang pejabat tinggi dalam kampanye pemilihan presiden Obama pada 2012, ditunjuk menjadi kepala OPM pada Mei 2013 dan dilantik pada November. Dia adalah wanita keturunan Latin pertama yang mengepalai badan federal itu.
Peretasan komputer di OPM, ditambah dengan kekacauan komputer yang mengganggu operasi Bursa Saham New York dan United Airlines, membuat Kongres khawatir akan keamanan jaringan komputer penting di AS.
Sementara itu, kegiatan memberi ijin keamanan bagi para pegawai dan kontraktor terganggu sejak satu sistem komputer yang digunakan untuk menerima dan memproses permintaan dimatikan sementara pada 29 Juni.
Sistem digital bernama E-QIP, adalah alat utama yang digunakan oleh peminta ijin dalam memasukkan informasi rinci mengenai latar belakang yang tertuang dalam formulir pertanyaan bernama Standard Form 86. Sistem ini dimatikan untuk meningkatkan keamanannya.
Sumber yang mengetahui proses ini mengatakan ada masalah serius terkait penanganan kertas formulir itu, dan khawatir langkah mendigitalkannya membuat informasi itu malah rentan terhadap peretasan.
Sumber: http://www.cnnindonesia.com/internasional/20150711101943-134-65834/kepala-kantor-pns-as-mundur-akibat-peretasan-komputer/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar